Teknologi Adsorben Rhodamin B pada Industri Tekstil

Sumber : ejournal.upnjatim.ac.id

Tak bisa dipungkiri pertumbuhan industri tekstil pada skala nasional mengalami peningkatan yang cukup konsisten setiap tahunnya. Pada tahun 2016-2017 data BPS menunjukkan peningkatan produksi tekstil sebesar 32%. Angka ini merupakan lonjakan yang cukup besar dalam produksi tekstil di Indonesia. Peningkatan jumlah produksi tekstil juga menyebabkan bertambahnya jumlah limbah yang dihasilkan. Seperti yang kita ketahui, industri tekstil menggunakan bahan kimia dan air dalam jumlah besar untuk membentuk limbah setelah diproses, sehingga menyebabkan sektor ini menjadi salah satu penyumbang pencemaran terbesar di dunia. Salah satu limbah cair dari pabrik tekstil adalah zat warna. Biasanya limbah zat warna tekstil merupakan senyawa organik non-biodegradable yang dapat merusak atau mencemari lingkungan perairan dan salah satu jenis zat warna tekstil adalah rhodamin B.

Dalam industri tekstil, rhodamin B sering digunakan karena harganya yang ekonomis dan juga merupakan zat warna dasar yang penting dalam proses pewarnaan pada industri tekstil. Akan tetapi senyawa ini cukup berbahaya apabila terjadi kontak langsung melalui kulit, mata, atau tertelan karena memberikan dampak antara lain iritasi pada kulit, iritasi mata, iritasi pencernaan, dan bahaya kanker hati.

Pengolahan limbah tekstil secara konvensional dapat dilakukan dengan menggunakan lumpur aktif. Namun, penggunaan metode lumpur aktif bisa dikatakan tidak efektif karena selain membutuhkan waktu yang cukup lama, diketahui ada beberapa jenis limbah zat warna yang memiliki sifat resisten terhadap degradasi secara biologis pada penggunaan lumpur aktif. Oleh karena itu, dibuatlah metode baru yaitu menggunakan fotodegradasi dengan adsorben komposit kalsium titanat (CaTiO3).

Metode fotodegradasi ini menggunakan cahaya UV yang dilakukan pada sebuah fotoreaktor di mana di dalamnya terisolasi pada cahaya matahari, sehingga sumber cahaya berasal dari sinar UV. Serbuk kalsium titanat (CaTiO3) dicampurkan ke dalam limbah warna cair rhodamin B dan dimasukkan pada fotoreaktor lalu disinari oleh sinar UV. Kemudian pada fotoreaktor dilakukan pengadukan secara konsisten agar limbah cair menjadi homogen sehingga proses degradasi semakin cepat. Penggunaan metode ini pada pengolahan limbah cair rhodamin B bisa dikatakan lebih efektif, karena menurut penelitian penggunaan metode ini menghasilkan persentase degradasi limbah rhodamin B sebesar 97,37%.


Sumber : ejournal.upnjatim.ac.id http://www.ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/tekkim/article/view/2023/1564

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *