Kini, energi nuklir merupakan salah satu pilihan sumber energi yang bisa diperbarui dan memiliki efisiensi yang tinggi. Reaksi yang dikenal sebagai nuclear fusion memang dapat memberikan energi dalam jumlah yang luar biasa. Sebagai contoh, sebuah reaktor nuklir di Korea Selatan telah sukses dalam penelitiannya di bidang energi.
Dalam fisika, nuclear fusion (fusi nuklir, reaksi termonuklir) adalah sebuah proses saat dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar dan bom hidrogen meledak. Karena energi yang dilepaskan berjumlah besar, fusi nuklir dianggap sebagai salah satu solusi atas krisis energi. Namun, fusi nuklir merupakan suatu proses yang sangat tidak stabil. Hal ini menjadi suatu permasalahan karena mengendalikan plasma dalam reaksi fusi nuklir sangatlah sulit.
Reaktor Korean Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR) memecahkar rekor dengan mengendalikan plasma tersebut selama 70 detik. Hal ini mungkin terdengar biasa-biasa saja, namun mempertahankan plasma yang dibutuhkan dalam fusi nuklir membutuhkan 3 hal yang sangat akurat – densitas partikelnya, waktu terperangkapnya dan suhunya.
Time KSTAR meraih wujud plasma yang diinginkan dengan menggunakan sinar netral yang tidak induktif dan bertenaga tinggi. Panas yang dikeluarkan oleh plasma yang ada dapat dikurangi sampai mencapai suhu yang diinginkan dengan cara membuat suatu 3D spinning field (bidang perputaran tiga dimensi) yang membuat plasma mempertahankan tekanan tingginya pada suhu yang lebih rendah.
Pusat Penelitian KSTAR menjelaskan, “Kesuksesan KSTAR memperbolehkan peneliti untuk mempelajari teknologi operasi reaktor fusi terbaru, yang juga akan mempermudah kita untuk mendapatkan mode-more operasi baru untuk pembangkit listrik bertenaga nuklir di masa depan.”
Penelitian fusi nuklir telah berkembang pesat beberapa waktu ini. Pada akhir tahun 2016, reaktor fusi Alcator C-Mod milik MIT memecahkan rekor tekanan plasma. Kini, KSTAR dapat memperpanjang masa stabil plasma.
Saat dunia akhirnya dapat mengembangkan teknologi reaktor yang akan membuat fusi nuklir lebih praktis, dunia akan memiliki sumber energi terbarukan yang dapat menghasilkan empat kali lipat energi fisi (satu fisi menghasilkan energi sekitar 200 MeV, atau sekitar 3.2 ´ 10-11 watt-detik). Selain itu, energi fusi nuklir juga lebih bersih dengan emisi karbon yang jauh lebih rendah.
Sumber: Engadget, NFRI (terjemahan, https://fusionnow.nfri.re.kr/post/nuclear-fusion/620), World Nuclear News