Peningkatan Kualitas Batik dengan Teknologi Iradiasi Berkas Elektron

Sumber foto : republika.co.id

Sektor industri memberikan dampak positif bagi negara, tetapi juga memberikan dampak negatif terhadap permasalahan lingkungan terutama pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri. Pada industri batik telah dilakukan perbaikan terus-menerus untuk mewujudkan konsep green industry. Sebagian besar produksi batik masih menggunakan zat warna sintetis (ZWS) yang dapat diproduksi massal secara cepat dengan warna yang beraneka ragam. Namun, ZWS diketahui dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan karena sifatnya yang toksik, karsinogen, dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya.

Dampak negatif dari limbah ZWS tersebut meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan kelestarian lingkungan. Zat warna alami (ZWA) dapat menjadi solusi karena sifatnya yang ramah lingkungan dan non-toksik. ZWA merupakan zat warna yang berasal dari ekstraksi sumber daya alam. Jalawe (Terminalia bellirica)adalah salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk ZWA pada kain batik.  Pengambilan unsur zat warna pada jalawe dilakukan dengan cara ekstraksi yang mana hasil larutannya berwarna coklat dan digunakan untuk pencelupan batik.

Pada proses pewarnaan batik dengan ZWA, dibutuhkan mordan sebagai bahan pembantu reaksi antara zat warna dan bahan yang diwarnai serta berfungsi untuk mengikat warna agar tidak mudah luntur. Namun, proses pemberian mordan dapat menimbulkan permasalahan lingkungan karena kandungan zat kimianya berupa logam berat seperti besi dan aluminium.

Untuk mengurangi pencemaran lingkungan tersebut, diperlukan pengaplikasian teknologi nuklir dengan iradiasi berkas elektron. Teknologi nuklir berpotensi sebagai substitusi dari metode aplikasi zat kimia untuk mengurangi kandungan zat kimia pada limbah batik. Teknologi ini memakai sangat sedikit bahan kimia dan panas karena sudah terwakili oleh sumber radiasi elektron tersebut. Penggunaan iradiasi berkas elektron dari Mesin Berkas Elektron (MBE) bersifat ramah lingkungan. Prosesnya tidak menghasilkan limbah baik cair, padat maupun udara dari gas beracun. Teknologi nuklir dengan iradiasi berkas elektron diharapkan dapat menggantikan fungsi logam berat sebagai bahan mordanting dan tidak berpotensi mencemari lingkungan sekaligus mewujudkan konsep green industry.


Sumber : jurnal.batan.go.id http://jurnal.batan.go.id/index.php/jair/article/view/5964

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *