Pengolahan Limbah Krom Menggunakan Biosorben Berbahan Kulit Kacang

Kromium memiliki banyak aplikasi dalam bidang industri. Pelapisan logam merupakan salah satu aplikasi utama karena dapat membuat produk menjadi lebih menarik serta menghambat terjadinya korosi. Aplikasi ini banyak ditemukan pada beberapa peralatan rumah tangga, sehingga pengaplikasian kromium akan semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Di sisi lain, kromium memiliki sifat yang membahayakan yaitu menimbulkan iritasi sehingga dapat mengancam makhluk hidup lain bila dibuang ke lingkungan, misalnya saja badan air. Salah satu metode efektif untuk menghilangkan krom dalam limbah adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses penyerapan suatu zat oleh padatan tertentu di mana proses ini terjadi pada permukaan aktif padatan tersebut. Jenis adsorben yang biasa digunakan adalah karbon aktif, zeolite, dan biosorben. Pada penelitian yang akan diulas, digunakan biosorben dari kulit kacang yang diaktivasi dengan  H2SO4 untuk mengurangi limbah krom pada industri electroplating.

Pengolahan limbah yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap preparasi kulit kacang tanah dengan cara membersihkan kulit kacang mentah dari kotoran yang menempel, kemudian kulit kacang dioven pada suhu 105OC selama 24 jam. Kacang tanah didinginkan pada suhu kamar, kemudian dikecilkan ukurannya menggunakan blender dan diayak sehingga siap diaktivasi. Tahap kedua adalah merendam kulit kacang yang telah dipreparasi dalam larutan H2SO4 0,5 M dengan perbandingan massa kulit kacang tanah terhadap volume larutan sebesar 1:100 (gram/ml). Perendaman yang disertai pengadukan dilakukan selama 2 jam untuk kemudian disaring dan dicuci hingga pH netral. Setelah direndam, dapat dilakukan pengeringan dengan oven selama 1 jam diikuti dengan pendinginan pada desikator. Tahap terakhir adalah tahap adsorpsi krom menggunakan biosorben. Adsorpsi limbah akan dilakukan secara batch dengan volume limbah yang digunakan sebesar 250 ml atau 256,26 gram. Biosorben ditimbang dengan beberapa variasi massa antara lain 1, 2, 3, 4, dan 5% terhadap massa limbah cair krom. Biosorben dicampurkan ke dalam limbah dan dilakukan pengadukan selama 30, 60, dan 90 menit, kemudian disaring dan dianalisa kadar krom dalam larutannya.

Penggunaan biosorben kulit kacang tanah yang teraktivasi oleh H2SO4 mampu meningkatkan kemampuan removal krom dalam limbah dari 42,91% menjadi 62,23%. Hal ini dikarenakan proses aktivasi absorben dapat menghilangkan mineral dalam kulit kacang, sehingga gugus hidroksil dapat lebih aktif dalam menyerap ion logam. Selain itu, semakin banyak biosorben yang ditambahkan, maka persen removal krom yang didapat juga menjadi makin besar karena bahan untuk menyerap krom semakin banyak dan luas kontak antara penyerap dengan limbah krom semakin besar, sehingga peristiwa pengikatan krom oleh gugus aktif pada permukaan absorben menjadi makin efektif. Namun, penambahan biosorben sampai batas tertentu akan memberikan persen removal yang konstan karena kapasitas adsorpsi permukaan biosorben telah jenuh dan mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Waktu pengadukan absorben dengan limbah adalah 30, 60, dan 90 menit. Pada rentang waktu 30-60 menit, semakin lama waktu pengadukan maka semakin besar removal kromnya karena biosorben belum jenuh dan kemampuan mengikatnya masih tinggi. Sebaliknya pada rentang waktu 60-90 menit, biosorben mulai jenuh sehingga terjadi penurunan efisiensi penyerapan yang berimbas pada turunnya nilai persen removal.


Sumber : fst.unair.ac.id http://fst.unair.ac.id/en/aplikasi-adsorben-zeolit-ionic-imprinting-polymer-untuk-mereduksi-polutan-kromium-dari-dalam-air/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *