Peneliti menemukan bahwa melasma atau perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari kulit sekitar disebabkan oleh faktor genetik. Melasma ini merupakan salah satu jenis hiperpigmentasi pada kulit.
Melasma ini banyak terjadi pada wanita di Indonesia. Meski demikian, melasma sebenarnya baik pria atau wanita bisa mengidap kelainan ini.
Dalam ujian terbuka program doktor di Auditorium Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gajah Mada, Betty Ekawati Suryaningsih menjelaskan melasma biasanya mengenai pipi kanan dan kiri, dan biasanya lebih banyak terjadi pada orang – orang yang berkulit coklat, serta biasanya pengobatannya sangat sulit.
Berdasarkan penelitian Betty, faktor genetis-lah yang menyebabkan melasma sulit disembuhkan. Sulitnya melasma disembuhkan inilah yang mendorong Betty untuk melakukan penelitian ini.
Dari hasil penelitiannya tersebut lantas dituangkan dalam disertasinya berjudul ‘Polimorfisme gen reseptor melanokortin-1 (MC1R) dan gen reseptor antagonis interleukin-1 (IL-1 RA) pada melasma studi pada populasi wanita suku Jawa di Yogyakarta’. Pasalnya, selama ini tak diketahui secara pasti mengapa melasma terjadi. Sebelumnya muncul dugaan bahwa faktor hormon, obat, kosmetik, dan stres menjadi penyebab. Paparan matahari dan berjemur diperkirakan bisa membuat ini semakin parah, demikian disebutkan British Skin Foundation. Tambahnya bahwa jika sudah terdapat faktor genetik, maka akan mudah untuk mencegahnya. Untuk mencegahnya dengan menggunakan tabir surya khusus yang dipakai pagi hari.
Dalam penelitian ini, kata Betty, dirinya memang menfokuskan untuk meneliti wanita Suku Jawa dengan mengambil sampel wanita di Kota Yogyakarta. Meski demikian, lanjutnya, bukan tidak mungkin faktor genetik melasma juga dijumpai di suku-suku lainnya. Penelitian genetik ini diselesaikan Betty selama hampir 1,5 tahun. Setelah menyelesaikan penelitian ini Betty menyebut akan melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui cara penyembuhan melasma.
Sumber: CNN Indonesia
hiperpigmentasi pada kulit sudah wajar terjadi pada kulit, jadi tidak perlu khawatir akan hal ini