Tahukah Anda Mengenai Pabrik Gula Tertua di Indonesia ?
Oleh : Tsania Qulsum
Terdapat peningkatan sebesar 2750 ton sehingga mencapai angka 2,8 juta ton dalam konsumsi gula rumah tangga di Indonesia dari tahun 2015 hingga 2017. Hal ini menunjukkan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap gula sangatlah tinggi. Gula menjadi sebuah industri di tanah Jawa sejak pemerintah kolonial Belanda mengenalkan tanaman tebu untuk ditanam di berbagai tempat di Jawa.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, ada berbagai macam komoditas unggulan dengan gula sebagai salah satunya. Di Slawi, terdapat salah satu peninggalan pabrik gula yang memproduksi gula tebu besar-besaran, yaitu Pabrik Gula Pangkah. Pabrik gula yang dibangun pada 1832 ini, masih berfungsi sampai sekarang meskipun produksinya sudah tidak sebesar pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Pabrik ini dimiliki oleh NV Mitjot Explitatie Dert Suiker Fabrieken dan dikelola oleh NV KOSY dan SUCIER yang berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah.
Pabrik Gula di Pangkah, Slawi, Jawa Tengah ini, mengalami masa jaya sampai tahun 1930-an. Ketika krisis ekonomi dunia tahun 1933, pabrik ini pun terkena dampaknya. Apalagi terdapat pembatasan harga gula dunia yang mengakibatkan produksi gula harus dibatasi. Ketika Jepang masuk ke nusantara, banyak pabrik gula yang dibumi hanguskan, namun Pabrik Gula Pangkah masih bertahan. Ada sekitar 179 pabrik gula di Jawa pada masa Hindia Belanda, menjadi 49 saja pada masa Jepang berkuasa.
Nasionalisasi perusahaan asing terjadi di tahun 1957 menyebabkan produksi gula di pabrik ini semakin menurun. Para ahli Belanda dan Tionghoa juga sudah tidak terlibat lagi di dalam pabrik gula. Petani tebu juga banyak menolak untuk mendukung produksi perkebunan tebu. Bahkan, banyak yang meminta lahan kebun menjadi milik sendiri. Akhirnya, perkebunan tebu yang luas pada awal pendiriannya, saat ini hanya tersisa lebih dari separuhnya yang merupakan milik pabrik. Pabrik gula pun mulai menerima tebu-tebu hasil para petani tebu untuk digiling dan diproses jadi gula sampai sekarang.
Sisa-sisa kejayaan Pabrik Gula Pangkah ini masih bisa dinikmati sampai sekarang, karena masih banyak mesin-mesin, bangunan, dan lain-lainnya yang masih tersisa. Bahkan, pemukiman para pegawai pabrik gula, termasuk rumah administrator pabrik masih ditempati oleh kepala pabrik. Namun produksi gula tebu semakin menyusut.
Sumber : Kompasiana
Siapa administrator pabrik gula kadhipaten Majalengka era 1942, karena dia trah keluarga saya yg terputus.trimakasih