Siswi SMA Kurangi Pencemaran Laut dengan Cangkang Kerang

Limbah cangkang kerang hijau ternyata bisa dijadikan bahan untuk meredam pencemaran lingkungan. Solusi ini ditemukan Christoper Prasetya Mulya dan Devina Grisella, siswa SMA Santa Laurensia Alam Sutera, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.

Karyanya ini berhasil menembus lomba penelitian tingkat nasional. Kedepannya karya ini disiapkan untuk Olimpiade Sains Internasional, Intel ISEF, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat pada 17 Mei 2018.

Eksperimennya adalah tentang cangkang kerang hijau yang dapat mencegah penyebaran limbah industri di perairan.

Siswi kelas XII itu melakukan riset bersama rekan sekolahnya Christoper Prasetya Mulya. Keduanya berhasil menarik perhatian juri dengan penelitian karya ilmiah yang dikompetisikan menggunakan cangkang kerang hijau.

Devina mengimbuhkan, bahwasannya latar belakang dari penelitian ini ialah pencemaran limbah di lautan sudah mencapai tingkat yang meresahkan masyarakat. Menurutnya pencairan limbah tersebut sangat merugikan para nelayan. Dibuktikan dari  peristiwa kematian ribuan ikan di pantai Ancol beberapa waktu lalu.

Devina bersama Christoper memilih bahan baku cangkang kerang hijau dalam eksperimennya. Banyak orang yang memakan kerang hanya dagingnya saja, setelah itu cangkangnya dibuang begitu saja.

Padahal di dalam cangkang kerang itu mengandung zat yang dapat meminimalisir kontaminasi limbah di perairan, sehingga dengan eksperimen itu kadar logam di perairan dapat dinetralisir. Peneliti mengatakan bahwa selama eksperimen, mereka terinspirasi dari makanan kerang masakan ibu mereka. Yakni, dengan rajin mengkonsumsi kerang, maka badan bisa menyerap logam berat.

Proses penelitian pun berlanjut hingga dua bulan, tentu dibantu guru pembimbingnya di sekolah. Awal mula Devina dan Christoper membutuhkan 500 gram cangkang kerang hijau. Kemudian cangkang kerang ini dihaluskan, lalu dilarutkan ke dalam air. Hasil cangkang yang dihaluskan dicampur ekstrak kayu bakau. Setelah itu dimasukan ke dalam oven, yang mana hanya tinggal tersisa partikel-partikel bentuk padat.

Devina memaparkan, hasil penelitian mereka dimasukkan ke dalam perairan seperti laut dan sungai. Partikel dari padatan akan mengendap ke dalam air dan terjadilah proses netralisasi limbah. Seiring netralisasi, air akan menjadi jernih.

Kepala SMA Santa Laurensia Alam Sutera, Serpong Theja Kurniawan mengatakan, untuk Olimpiade Sains Internasional pihaknya kini sedang melakukan berbagai persiapan. Salah satunya ialah mendatangkan mentor dari LIPI.

Sementara sebagai bentuk dukungan dari sekolah, Tedja mengatakan sekolah menyiapkan sejumlah fasilitas yang dibutuhkan siswa, seperti 6 laboratorium IPA.

Adapun dua objek penelitian yang akan dibawa pada ajang bergengsi ke Amerika tersebut adalah ‘Penelitian Butiran Cangkang Kerang Hijau dan Mangrove yang Bisa Mengatasi Limbah Lingkungan’ karya kelas 12 IPA.

Juga ada objek penelitian berjudul ‘Taman Berkonsep Sebagai Inovasi Pengembangan Taman Kota di Tangerang Selatan’ karya Sheilla Putri Wijanarko dan Felisya Anabel, Kelas 12 IPS yang meraih mendali emas bidang Humoniria Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017.


Sumber : Liputan6

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *