Tahukah kamu bahwa benang operasi absorbable (yang dapat terserap ke dalam tubuh) dapat menyebabkan infeksi atau alergi? Mayoritas benang operasi absorbable alami terbuat dari 99% kolagen murni yang diserap oleh pencernaan enzimatik. Namun benang tersebut memiliki keamanan simpul yang kurang baik dan sering mengakibatkan infeksi dikarenakan sifat protein asing dari serat yang masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan benang operasi absorbable yang tak menimbulkan reaksi jaringan, Indonesia masih bergantung pada impor yang harganya mahal. Oleh karena itu, kami Mahasiswa Universitas Diponegoro (Elina Sabella Ambari, M. Rizky Makarim, Ihzani Yulistra Yasmin, M. Alka Taufiq Qurrahman dan Ayu Pustita Dewi) dibawah bimbingan Prof Dyah Hesti membuat Benang Operasi Absorbable dari Glukomanan-PVA dengan Penambahan Glueraldehida menggunakan metode Wet Spinning.
Glukomanan merupakan senyawa hasil ekstraksi dari ubi porang yang tersebar di Indonesia terutama di Jawa, Madura, dan Kepulauan Kangean. Glukomanan digunakan karena dapat diserap oleh tubuh, tidak menimbulkan reaksi alergi, mampu menyerap cairan serta eksudat luka, bahkan menstimulasi pertumbuhan jaringan baru. Namun, glukomanan perlu dicampur dengan PVA agar diperoleh sifat mekanik yang lebih kuat. Dalam pencampuran Glukomanan-PVA sulit didapatkah hasil yang homogen sehingga diperlukan senyawa pengikat (cross-linker) berupa gluteraldehida. Glutaraldehida dapat menghubungkan gugus hidroksil glukomanan dengan PVA menjadi lebih kuat. Dari penelitian ini dihasilkan benang operasi absorbable nilai tensile strength yang jauh lebih tinggi dari benang catgut 3/0 (75,448 N/mm2) yaitu 82,325 N/mm2 dan elongation strength sebesar 153,447%. Penelitian ini diharapkan dapat membantu Indonesia dalam mengatasi kebutuhan benang operasi absorbable yang lebih baik.
KEREN! akan sangat membantu para medis agar tidak hanya mengandalkan benang operasi yang di impor dari luar negri saja tapi memiliki produksi benanag operasi lokal.