Oli merupakan pelumas kendaraan yang mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan. Pengguna kendaraan bermotor yang kian meningkat, juga memengaruhi tingkat penggunaan oli di dunia. Oli pun perlu rutin diganti agar fungsinya tidak menurun.
Seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), oli bekas termasuk limbah B3 yang tidak dapat sembarangan dikelola. Lantas ke manakah limbah oli bermuara? Tirto.id menjelaskan bahwa limbah oli biasanya dilego oleh pihak bengkel ke pengumpul sekitar Rp200 ribu per drum (200 liter) atau setara dengan Rp1.000 per liter yang kemudian dijual lagi ke pabrik yang sudah lengkap izinnya.
Limbah oli yang masuk akan diolah hingga menjadi base oil yang merupakan bahan baku dari oli atau pelumas. Lalu, base oil ini pun bisa dijual sebagai komoditas yang harganya merujuk pada harga internasional. Selain dari limbah oli, base oil dihasilkan dari minyak mentah. Oli yang diproduksi berdasarkan proses pencampuran base oil dan aditif dengan formulasi khusus dengan teknologi mesin blending, Automatic Batch Blending System (ABB) berbasis komputer.
Berdasarkan Harian Bernas, beberapa merk oli terkenal yang khususnya beredar di Indonesia, seperti Agip, Pennzoil, dan Evalube secara terang-terangan menyebutkan base oil mereka merupakan recycle alias oli daur ulang. Menurut Dr. Ir. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, seorang ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), proses daur ulang oli ini sebenarnya ramah lingkungan. Untuk menghasilkan base oil dari oli bekas ada proses yang dinamakan refinery. Ada beberapa tahap yang dilakukan untuk menghasilkan base oil dari oli daur ulang ini:
- Preflash atau reduksi, yakni penghilangan kadar air dan aditif yang ada di dalam oli dengan proses distilasi bertingkat untuk menghilangkan kandungan gas yang terdapat di dalam oli bekas sebelumnya.
- HDF atau hydrofinishing, antara base oil hasil daur ulang dan virgin base oil (VBO) atau base oil dari perut bumi berbeda panjang rantai hidrocarbon (HC). Rantai oli daur ulang lebih pendek, sehingga titik didihnya menjadi lebih rendah dan akan lebih mudah menguap.
Salah satu pelumas dalam negeri, Evalube, dinobatkan sebagai salah satu merek lokal Indonesia yang memiliki kinerja terbaik setelah meraih penghargaan Top Indonesia Original Brands 2013. Evalube adalah pelumas yang diproduksi oleh PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI) yang merupakan salah satu perusahaan resmi dan memiliki fasilitas pabrik pengolahan limbah oli. Berpusat di Cibitung, Bekasi, PT WGI juga memiliki lokasi pengumpulan oli bekas di 8 kota besar lainnya, seperti Tangerang, Bandung, Cirebon, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, dan Semarang.
Sumber: otosia.com, Harian Bernas, intersport.id, tirto.id
Vector created by vectorpouch – www.freepik.com (https://www.freepik.com/free-photos-vectors/banner)