Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang dan Cangkang Telur dalam Beton Geopolimer

Dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap semen konvensional yang memiliki dampak lingkungan signifikan, penelitian mengenai alternatif bahan pengikat beton terus dikembangkan. Salah satu pendekatan inovatif yang tengah dikaji adalah pemanfaatan limbah cangkang kerang dan cangkang telur sebagai bahan dasar dalam pembuatan beton geopolimer. Kedua limbah ini memiliki kandungan utama berupa kalsium oksida (CaO) dan silika (SiO₂), yang berperan penting dalam proses pembentukan material geopolimer. Limbah cangkang kerang yang kaya akan senyawa pozzolan dapat digunakan sebagai pengganti sebagian semen dalam beton geopolimer, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan akibat emisi karbon dari industri semen.

Variasi campuran dengan proporsi 80% cangkang kerang dan 20% cangkang telur (80% LCK + 20% LCTA) menghasilkan kuat tekan tertinggi, yaitu 14,29 MPa pada umur beton 28 hari. Sementara itu, penggunaan 100% cangkang telur sebagai bahan pengikat menghasilkan kuat tekan yang jauh lebih rendah, yakni hanya 2,20 MPa pada umur yang sama. Hal ini disebabkan oleh dominasi unsur CaO dalam cangkang telur tanpa keberadaan silika yang cukup, yang merupakan elemen esensial dalam pembentukan struktur geopolimer yang kuat. Selain itu, kombinasi limbah cangkang kerang dan cangkang telur berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan beton, sehingga berpotensi menjadi solusi inovatif dalam konstruksi berkelanjutan.

Limbah cangkang kerang memiliki potensi lebih besar dalam pembuatan beton geopolimer dibandingkan cangkang telur ayam. Penggunaan kombinasi 80% cangkang kerang dan 20% cangkang telur menunjukkan kinerja optimal dalam aspek kekuatan tekan dan ketahanan struktural. Oleh karena itu, pemanfaatan limbah ini tidak hanya memberikan manfaat teknis dalam bidang konstruksi, tetapi juga membantu mengurangi permasalahan limbah di lingkungan.


Imran, I., & Attamimi, A. (2024). Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang dan Cangkang Telur pada Beton Geopolimer. Jurnal Informasi, Sains dan Teknologi, 7(2), 112-124.

Comments

15 tanggapan untuk “Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang dan Cangkang Telur dalam Beton Geopolimer”

  1. Avatar
    Anonim

    kerennyo

  2. Avatar Liana
    Liana

    ubur ubur ikan lele
    mantap banget le

  3. Avatar nisa
    nisa

    Inovasi seperti ini harus dapat dukungan pemerintah dan industri biar bisa diimplementasikan secara luas

  4. Avatar ara
    ara

    Perlu penelitian lebih lanjut soal durability jangka panjang dan creep behavior beton geopolimer berbasis limbah ini

  5. Avatar yohan
    yohan

    Cangkang telur yang biasanya cuma jadi sampah, ternyata punya potensi untuk green construction material

  6. Avatar naya
    naya

    Kalau skala produksinya besar-besaran, bisa mengurangi ketergantungan pada semen impor sekaligus mengelola limbah

  7. Avatar dira
    dira

    Perlu life cycle assessment (LCA) untuk membandingkan footprint lingkungan beton geopolimer vs konvensional

  8. Avatar ellay
    ellay

    Ini contoh nyata circular economy di industri konstruksi – dari limbah jadi material bernilai tinggi

  9. Avatar lim
    lim

    Cangkang kerang yang kaya kalsium karbonat itu bahan alternatif brilian

  10. Avatar enric
    enric

    Inovasi ini bisa sekaligus menyelesaikan masalah limbah seafood industry

  11. Avatar jek
    jek

    Perlu optimasi rasio cangkang kerang/telur dengan bahan aluminosilikat untuk dapat kuat tekan optimal

  12. Avatar soqi
    soqi

    inovasi yg membantu mengurangi emisi CO2 dari produksi semen konvensional

  13. Avatar jo
    jo

    Kalsium dari cangkang bisa mempercepat setting time geopolimer, perlu perlakuan khusus untuk memperlambatnya

  14. Avatar san
    san

    Durabilitas geopolimer terhadap air laut harus diuji lebih lanjut

  15. Avatar opal
    opal

    Karakteristik mikroskopis geopolimer perlu diteliti lebih dalam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *