
Indonesia memiliki peluang dalam pengembangan industri pengolahan kopi karena selain memiliki pasar yang besar, potensi bahan baku juga menjadi salah satu faktor pendukungnya. Kopi merupakan komoditas perkebunan komersial Indonesia yang sebagian besar produksinya berhasil diekspor ke pasar dunia. Saat ini, Indonesia merupakan negara produsen terbesar ketiga di dunia, yang menguasai pasar sebesar 7,9%. Selain itu, Indonesia merupakan negara pengekspor kopi terbesar keempat dunia yang menguasai angka ekspor dunia sebesar 6,6%. Perkembangan kopi dalam industri semakin meningkat seiring dengan meningkatnya minat masyarakat dalam mengonsumsi kopi. Hal ini dapat dilihat dari mulai banyak dibukanya kedia-kedai kopi di seluruh kota. Berikut 3 fakta industri kopi di Indonesia
Indonesia Menjadi Salah Satu Produsen Kopi Terbesar di Dunia
Kopi merupakan komoditas ekspor unggulan Indonesia yang merupakan penghasil devisa terbesar keempat setelah kelapa sawit, karet dan kakao dengan nilai devisa lebih dari USD 1,4 Milyar dan menyerap lapangan kerja lebih dari 1,89 juta kepala keluarga. Di tingkat dunia, Indonesia juga termasuk 10 besar penghasil kopi dan berkontribusi sebesar 8,9% untuk konsumsi kopi dunia.
Meningkatnya Kualitas Kopi Indonesia
Tradisi masyarakat Indonesia untuk menikmati kopi memang sudah mendarah daging. Fakta ini mendorong banyak petani, pengusaha, dan orang-orang kreatif di bidang kopi untuk menghasilkan kopi berkualitas. Tidak hanya untuk konsumsi orang luar negeri tapi juga dalam negeri atau pasar domestik.
Perkembangan Teknologi Padat Karya
Pada industri kopi kecil dan menengah pengolahan kopi masih dilakukan secara tradisional, kurangnya pemahaman mengenai pengolahan kopi menyebabkan rendahnya jumlah produksi kopi dan kualitas mutu produksi yang dihasilkan juga terbilang masih cukup rendah. Pemerintah menerapkan Kebijakan teknologi pasca panen yang berbasis pada teknologi padat karya untuk menyerap sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan dapat membuka kerjasama antara petani kecil dan industri kopi besar sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang berasal dari para petani kopi kecil.
Tinggalkan Balasan