Teknologi Air Bersih Layak Minum dengan Kayu

Kini, bukan hanya negara indonesia saja yang sedang menghadapi kekurangan air. Kebutuhan akan teknologi yang baru untuk memproduksi air yang layak minum semakin meningkat. Salah satu dari teknologi tersebut adalah solar steam generation. Pada teknologi ini air dialirkan melalui bahan atau alat yang dipanaskan oleh panas matahari. Air yang ada di dalamnya akan menguap, dan garam atau kontaminan yang terdapat di dalamnya akan tertinggal.

Peneliti dari University of Maryland, Amerika Serikat, menemukan bahwa bahan seperti nanotube grafit, tembaga bahkan kayu juga dapat digunakan sebagai bahan alternatif yang biodegradable. Menurut Liangbing Hu, seorang insinyur di A James Clark School of Engineering dan University of Maryland Energy Innovation Institute, terdapat banyak bahan yang dapat digunakan dalam metode solar steam generation,contohnya kayu yang memiliki harga sangat terjangkau serta bersifat alami dan terbarukan.

Hal tersebut diperkuat dengan tulisan pada penelitiannya tertulis bahwa kayu merupakan bahan yang “murah” dan tepat untuk penjernihan air karena memiliki saluran berukuran mikroskopis alami dengan adanya kebutuhan untuk perpindahan air secara kapiler semasa masih tumbuh. Selain itu, kayu juga memiliki hidrofilisitas atau daya tarik pada air yang tinggi dan memiliki struktur dengan bobot yang ringan.

Hu dan peneliti lainnya menguji kemampuan penguapan air pada beberapa macam kayu pada tingkat sinar matahari yang berbeda-beda. Satu-satunya pengolahan yang diterapkan pada kayu tersebut adalah karbonisasi lapisan atas, yang membuat kayu lebih berpori-pori. Hal ini dilakukan dengan cara membakar lapisan dari kayu. Hasil uji menunjukkan bahwa kayu yang berpori-pori seperti kayu dari pohon pinus sangat efisien.

Para peneliti yakin bahwa sifat alami dari kayu juga akan meningkatkan kemampuannya untuk memproduksi air bersih layak minum dari air laut.
Salah satu masalah umum dengan bahan yang lain adalah garam yang akan menumpuk sedikit demi sedikit di dalam bahan yang digunakan sembari menguapnya air. Hal ini akan menghambat air yang selanjutnya dialirkan dari menguap. Namun, karena saluran pada kayu lurus dari atas ke bawah, garam yang tertinggal dapat langsung larut dalam air yang belum menguap dan turun ke bawah tanpa menghambat saluran.

Teknologi ini sangat efisien dan sedang diteliti agar dapat diaplikasikan dalam produksi atau industri. Selain itu, diharapkan bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah krisis air di seluruh dunia.


Sumber: http://doi.org/cgbp http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2542435117300843

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *