ASEAN Economic Community (AEC) akan mulai diberlakukan pada tahun 2015 sebagai upaya untuk mewujudkan ekonomi yang terintegrasi. Negara-negara yang tergabung dalam AEC memberlakukan system single market dalam artian terbuka untuk melakukan perdagangan barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja. Dengan diberlakukannya AEC diharapkan dapat mendorong negara-negara di kawasan ASEAN untuk meningkatkan daya saing mereka.
Pada saat AEC diberlakukan akan lebih banyak tenaga kerja yang saling berkompetisi merebut lapangan kerja diantara negara se-ASEAN. AEC mengakibatkan tenaga kerja dari luar negeri akan lebih mudah untuk bekerja di Indonesia. Mereka yang memiliki keahlian di atas SDM Indonesia tentunya akan lebih mudah mendapat pekerjaan di perusahaan yang ada di Indonesia dan menggeser tenaga kerja Indonesia sendiri.
Berkaitan dengan dampaknya terhadap tenaga kerja, mahasiswa dan perguruan tinggi perlu mempersiapkan diri untuk meningkatkan daya saing. Karena untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan dalam AEC bukanlah hal yang mudah, meskipun tiap negara sudah mempunyai komoditi – komoditi andalan yang siap diluncurkan. Hal yang paling mendasar adalah kesiapan sumber daya manusia itu sendiri yang berperan paling penting karena merupakan pelaku dari AEC.
Menghadapi hal tersebut, sejumlah perguruan tinggi di Indonesia telah melakukan persiapan untuk meningkatkan daya saing dari para mahasiswanya. Salah satunya adalah dengan mengadakan diskusi ilmiah terkait AEC, seperti yang dilakukan di Universitas Diponegoro pada Sabtu (19/4) kemarin. Acara diskusi ini dilaksanakan oleh Forum Studi Teknik Universitas Diponegoro. Dihadiri oleh puluhan mahasiswa Undip dari berbagai jurusan dan fakultas membuat acara yang dinamakan E-Discuss ini menjadi seru dan penuh dengan solusi – solusi yang dapat membangun Indonesia menjadi lebih siap untuk menghadapi AEC 2015. Saat diskusi ini ditemukan fakta yang cukup menarik saat Kemlu BEM KM Undip bertemu dengan Kemlu Republik Indonesia. Disana terungkap fakta bahwa sebanyak 90% masyarakat Jawa Tengah belum mengetahui apa itu AEC. Solusi yang dapat kita sebagai mahasiswa lakukan terkait masalah tersebut adalah dengan mensosialisasikan AEC mulai dari orang terdekat. Baik secara langsung atau melalui sosial media seperti Facebook dan Twitter.
Hal yang cukup unik terjadi di Universitas Jember. Menjelang implementasi kesepakatan integrasi Asean Economy Community (AEC) 2015, para mahasiswa dibekali dengan kemampuan berwirausaha. Hal itu didasarkan atas fakta bahwa sampai akhir tahun 2013 jumlah pengusaha yang ada di Indonesia belum mencapai angka 1 persen. Padahal jika suatu negara ingin maju setidaknya harus memiliki jumlah pengusaha sebesar 3 persen dari total jumlah penduduk. Selama ini Universitas Jember terus menggalakkan program pembinaan kepada mahasiswa dalam berwirausaha. Melalui program mahasiswa wirausaha yang dikompetisikan setiap tahun, mahasiswa mendapatkan pendampingan dan bantuan modal bergulir. Dari program mahasiswa wirausaha yang sudah berjalan, Unej telah mampu melahirkan puluhan mahasiswa yang memiliki usaha diberbagai sektor sejak masih duduk di bangku kuliah.
Penjelasan selengkapnya ada dalam Majalah Kinetika edisi XLIV/2014