Nanopartikel anorganik merupakan sebutan bagi senyawa anorganik yang memiliki ukuran partikel 1-100 nanometer dan memiliki karakteristik yang memenuhi kebutuhan fungsi pada industri kosmetik. Karakterisasi yang menjadi pertimbangan penggunaan nanopartikel anorganik pada industri kosmetik di antaranya memiliki kemampuan nanocarries, tergolong sebagai zat aktif, dan kemampuan memodifikasi penampilan atau reologi produk akhir. Adapun beberapa kelas nanopartikel anorganik yang sering digunakan dalam industri kosmetik di antaranya, yaitu logam mulia, oksida logam, nanoclays, dan struktur nano mesoporus.
Penggunaan nanopartikel anorganik sebagai bahan aktif dalam formulasi kosmetik memiliki banyak manfaat, seperti mampu memperbaiki tekstur kulit, melindungi kulit dari faktor eksternal, dan berfungsi dalam pembersihan kulit. Beberapa produk kosmetik sangat bergantung pada sifat fisikokimia nanopartikel anorganik untuk mencapai fungsionalitas produk. Nanopartikel anorganik sendiri banyak digunakan dalam produk tabir surya (uv protection) dan produk kosmetik yang mengandung antimikroba.
Tabir surya merupakan produk kecantikan yang digunakan untuk melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar UV-A dan UV-B. Nanopartikel anorganik yang sering digunakan dalam produk tabir surya merupakan jenis nanopartikel oksida anorganik, seperti TiO2, ZnO, CeO2, dan ZrO2. Nanopartikel anorganik tersebit digunakan sebagai filter UV fisik dalam formulasi tabir surya karena kemampuannya untuk menyebarkan dan memantulkan sinar UV, serta mampu menyerap sebagian dari sinar UV.
Pemanfaatan nanopartikel anorganik yang selanjutnya adalah sebagai antimikroba dalam produk kosmetik. Jenis nanopartikel yang cukup umum digunakan sebagai antimikroba adalah perak, selain itu terdapat pula nanopartikel emas maupun oksida logam. Perak memiliki sifat antibakteri dan antiseptik, di mana dalam bentuk nanopartikelnya (Ag NPs) dapat membantu penghambatan pertumbuhan sel dan mematikan mikroba. Produk kosmetik yang dihasilkan dari nanopartikel anorganik meliputi produk aftershave atau krim pasca cukur rambut guna melindungi folikel rambut dari infeksi bakteri. Terdapat pula produk krim matte sebagai pengontrol minyak karena kemampuannya untuk mengontrol kelenjar sebaceous, serta dalam produk perawatan terhadap jerawat, sampo, antiperspiran, dan deodoran.
Pemanfaatan nanopartikel dalam industri kosmetik didasarkan pada karakteristik nanopartikel yang memiliki kemampuan nanocarries, tergolong sebagai zat aktif, dan kemampuan reologi produk akhir. Oleh karena itu, nanopartikel anorganik banyak digunakan dalam produk tabir surya, produk kosmetik dengan antimikroba, seperti produk aftershave, krim matte, produk perawatan jerawat, sampo, antiperspiran, dan deodoran.
Sumber : Vinod, T.P., & Jelinek, R. (2019). Inorganic nanoparticles in cosmetics. Nanocosmetics. 29-46.
wahh keren bangetttt, makasii ilmunyaaaa sangat membantuu
Nice information guys <3
Wiii kereennnn.. makasih infonya sangat bermanfaat π
Isi dari artikelnya sangat informatif dan bermanfaat
Informatif sekali, kerenn ππ»
Sangat bermanfaat sekali artikel ini, lanjutkann
Mantap, ilmu baruu π
A highly insightful and informative article, kerennnππ
bagus bangett, makasiii infonya^.^
Keren banget
Woww, artikel nya sangat informatif !!!
wawwww keren
wiii keren banget infonya
makasih ilmunya
Keren banget infonya
Kerenn.. informatif bangett!!
Kerennn … Sangat bermanfaat infonya
Wah terima kasih informasinya sangat bermanfaat.