Superkonduktor merupakan material yang tidak memiliki hambatan namun memiliki arus yang mengalir beserta energinya di bawah temperatur tertentu. Suatu konduktor dapat berupa konduktor, semi konduktor maupun isolator pada suhu tertentu. Hingga pada suhu kritis, konduktor mampu menjadi superkonduktor. Temperatur kritis disini ialah temperatur dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi super konduktor.
Superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karateristik dari bahan superkonduktor adalah medan magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner. Hambatan suatu bahan bernilai nol jika berada di bawah suhu kritisnya.
Dalam prinsip generator, suatu konduktor yang digerakkan dalam medan magnet, arus induksinya akan mengalir ke konduktor. Namun pada superkonduktor, arus yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan sehingga tidak dapat menembus superkonduktor yang akhirnya menyebabkan fenomena magnet melayang. Tetapi apabila medan magnet terlalu besar, maka sifat superkonduktivitasnya akan menghilang.
Pada superkonduktor arus listrik mengalir dengan cepat tanpa kehilangan energi, hal tersebut karena tidak adanya hambatan yang diakibatkan oleh pasangan elektron bernama Cu-pair yang ada di superkonduktor. Aliran Cu-pair bergerak sebagai entitas. Untuk mengeluarkan satu Cu-pair elektron harus didorong ke energi kuantum yang lebih tinggi, menyebabkan kekurangan energi untuk menabrak ion logam yang lain.
Penemu daripada fenomena ini ialah fisikawan Belanda bernama Heike Kamerlighn Onnes pada tahun 1911. Penemuan ini didasarkan pada percobaan aliran arus pada kawat merkuri murni di suhu 4.2 Kelvin. Pada suhu tersebut, didapatkan hambatan pada kawat bernilai nol, namun tetap ada arus yang mengalir melalui kawat. Ketiadaan hambatan, membuat arus yang mengalir tidak kehilangan energi. Hasil eksperimen tersebut oleh Onnes diberi nama fenomena superkonduktivitas. Onnes dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1913 dikarenakan penemuannya itu.
Aplikasi-aplikasi dari fenomena superkonduktor ini, terdapat pada kereta api MagLev yang mampu berjalan dengan kecepatan hingga 550 km/jam. Kereta ini melayang di atas magnet superkonduktor yang mengakibatkan hilangnya gesekan antara roda dengan rel. Prinsip tersebut memanfaatkan efek Meissner dimana terjadi pengangkatan magnet oleh superkonduktor.
Selain itu, fenomena superkonduktivitas ini dapat dipakai juga untuk merancang sebuah generator dengan efisiensi hingga 99%, alat kemiliteran untuk mendeteksi ranjau dan kapal selam, alat kedokteran untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh, digunakan untuk mengurangi emisi green-house gas, bahkan dapat pula dipakai untuk merancang sebuah motor listrik bertenaga 5000 tenaga kuda.
Sumber : kaskus.co.id