Manajemen Pengendalian Korosi (1) : Elemen Dasar dan Dampaknya

Seperti yang kita ketahui, barang-barang apapun yang terbuat dari logam dapat mengalami korosi jika dibiarkan di lingkungan terbuka. Definisi korosi sendiri ialah perkaratan terjadi sebagai akibat interaksi antara material dengan lingkungannya yang menyebabkan kerusakan dan penurunan kualitas material tersebut. Hal ini dapat menjadi berbahaya dan merugikan jika terjadi pada peralatan-peralatan industri. Karena itu, manajemen pengendalian korosi sangatlah penting.

Sebelum lebih lanjut mengetahui sistem manajemen yang diperlukan, terlebih dahulu kita harus mengetahui elemen-elemen dasar terjadinya korosi. Pengetahuan akan elemen dasar ini, akan sangat membantu bilamana bahan-bahan yang hendak dikendalikan, mempunyai sifat yang berbeda. Konsep dari korosi, tidak jauh dari proses elektrokimia yang dijabarkan sebagai berikut :

  • Anodik : Elektrode negatif, area  yang mengalami reaksi oksidasi sehingga ion logam mengalami kenaikan bilangan oksidasi
  • Katodik : Elektrode positip, area yang mengalami reaksi reduksi, yakni gas oksigen di udara yang mengalami reaksi tersebut
  • Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik , ion-ion merupakan atom-atom yang bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa ataupun senyawa kimia lainnya.
  • Penghantar : Penghantar merupakan media penghubung antara anodik – Katodik serta elektrolit. Jika tidak penghantar maka korosi tidak akan terjadi.

Pada prinsipnya pengendalian Korosi adalah memutus mata rantai Anodik – Katodik – Elektrolit dan Penghantar, bila salah satu Elemen tidak ada, maka proses korosi  akan terkendalikan.

Meskipun reaksi pada proses korosi merupakan reaksi yang simpel. Reaksinya sangat mudah terjadi bilamana semua elemennya terpenuhi. Karena itu, dampak korosi yang dibiarkan terlalu lama, menjadi tidak mudah diprediksi. Dampak yang ditimbulkan korosi bisa berupa  kerugian secara langsung dan tidak langsung.

Dampak kerugian langsung yang dialami  misalnya berupa kerusakan karena korosi pada peralatan, permesinan atau struktur fasilitas produksi migas, petrochemical, infrastruktur, fasilitas umum dll.  Seperti contohnya : Kebocoran pada jaringan pemipaan atau tanki menyebabkan kerugian minyak mentah ataupun bahan bakar.

Sedangkan, kerugiaan secara tidak langsung dapat berupa terjadinya kecelakaan kerja yang menimbulkan korban jiwa dan kebocoran karena korosi bisa menyebabkan kebakaran, dampak lebih fatal adalah proses produksi berhenti yang berakibat kerugian ekonomi yang lebih besar.

 

Sumber:

Edi Marwanto S, Alumni Teknik Kimia UNDIP 1992

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *