Pasien dengan penyakit ginjal kronis sangat membutuhkan donor ginjal baru, tetapi di sisi lain tingkat pendonor ginjal semakin menurun setiap harinya. Diketahui di US sendiri terdapat 90.000 pasien yang tengah membutuhkan donor, namun pada tahun 2019, telah tercatat bahwa hanya sekitar 40.000 donor ginjal yang tersedia. Akibatnya, pasien harus menunggu kurang lebih 3 sampai 4 tahun untuk mendapatkan ginjal yang baru. Bahkan, pasien dengan golongan darah B atau O biasanya harus menunggu lebih lama lagi untuk menerima donor. Dengan jangka waktu yang begitu lama, sebanyak 35% dari penderita penyakit tersebut sudah tidak terselamatkan lagi, akibat menunggu terlalu lama atau sudah dihapus namanya dari daftar antrian karena kondisi yang terlalu parah untuk diselamatkan. Itulah sebabnya, para ilmuwan dan dokter melakukan penelitian mengenai ginjal alternatif untuk menggantikan ginjal manusia.
Pada 21 Oktober 2021, sekelompok dokter bedah telah berhasil melaksanakan transplantasi organ ginjal babi ke dalam tubuh manusia dan mengobservasi efek sampingnya selama 54 jam setelahnya. Untuk pertama kalinya, transplantasi ini dapat berjalan dengan baik dan tidak ditolak langsung oleh imun tubuh manusia. Ginjal babi yang ditransplantasi pun merupakan ginjal yang telah dimodifikasi genetiknya sehingga sesuai dengan tubuh manusia. Penemuan ini dipercaya merupakan langkah awal dalam menyelesaikan salah satu permasalahan medis, dengan memperbanyak cadangan organ vital yang dibutuhkan.
Pertanyaannya adalah dari semua hewan mengapa harus menggunakan ginjal dari babi, bukan menggunakan ginjal hewan primata yang secara genetik lebih mirip dengan manusia? Alasan dari segi anatominya ialah karena bentuk ginjal babi yang mirip dengan ginjal manusia. Ditambah lagi, babi sendiri merupakan hewan konsumsi yang mana dapat dikembangbiakkan dalam jumlah yang besar, sehingga ketersediaan akan ginjal dari hewan ini pun melimpah.
Namun dapat diperhatikan bahwa ginjal babi ini tidak bisa langsung dicangkokkan ke dalam tubuh manusia karena akan menyebabkan penolakan akibat adanya benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, salah satu akibat dari penolakan ginjal tersebut ialah ditemukannya molekul gula bernama alpha-gal yang menyebabkan respon imun tubuh yang agresif. Untuk menghindari hal ini, para ilmuwan telah melakukan beberapa modifikasi gen untuk mencegah adanya reaksi alergi akibat molekul gula tersebut.
Banyak orang percaya bahwa penemuan ini merupakan langkah yang besar dalam menyelamatkan manusia. Bagaimanakah menurut kalian?
Sumber: sciencenews.org