Dampak Polusi Udara yang Kian Memburuk pada Kesehatan

Akhir-akhir ini Indonesia sedang mengalami kasus polusi udara yang kian memburuk. Indonesia berada pada posisi peringkat ke- 17 sebagai negara dengan tingkat polusi udara tinggi di dunia. Parameter tertinggi yang dilaporkan adalah PM 2.5 dengan kadar 34,3 mikrogram per m3 . Sementara itu, di  wilayah  Asia  Tenggara  posisi  Indonesia  adalah  peringkat  1  dengan  kadar  polusi  udara  tertinggi. Menurut pemantauan Air Quality Live Index (AQLI) kondisi kualitas udara  di  Indonesia  terus  mengalami  penurunan  dan  memburuk.  Sebanyak  91%  penduduk  tinggal  di daerah  dengn  tingkat  polusi  udara  yang  melebihi  batas  aman  menurut  ketetapan  WHO.

Semakin meningkatnya polusi udara ini akibat dari aktivitas industry, transportasi, pembakaran sampah di udara terbuka, sumber biogenic, debu, dan sumber rumah tangga. Sumber  pencemaran  udara  yang berasal  dari  aktivitas  industry  yang  menghasilkan  asap  mengandung  berbagai  bahan  kimia  dan memberi kontribusi peningkatan polutan di udara ambien. Bahan kimia yang terkandung didalamnya kemudian  bereaksi  dengan    sinar  matahari  membentuk  kabut  asap.  Ketika  polutan  udara  seperti Nitrogen Oksida dan Sulfur Dioksida hasil asap produksi pabrik bercampur dengan uap air, kemudian berubah menjadi asam dan jatuh ke bumi sebagai hujan asam.

Polusi udara ini memiliki efek buruk bagi kesehatan manusia terutama dalam gangguan pernapasan. Tidak banyak warga Indonesia mengalami gangguan kesehatan akibat dari polusi ini, contoh yang ringan adalah batuk. Efek dari polusi udara ini dapat dilihat secara cepat maupun lambat. Efek cepat ini dapat menyebabkan kematian akibar dari penyakit seluruh pernapasan, sedangkan untuk efek lambat contohnya dapat menyebabkan asma, bronchitis kronis, dan black lung disease. Polusi udara juga dapat menyebabkan penyakit ISPA. Infeksi ini menimbulkan gejala batuk, pilek yang disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh semua kelompok individu.

Selain menyerang pernapasan, ternyata polusi udara ini dapat mengakibatkan serangan jantung. Menghirup udara yang mengandung polutan berbahaya dapat menyebabkan aterosklerosis, suatu kondisi kardiovaskular yaitu penyempitan pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan plak di dinding pembuluh darah. Aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung coroner, serangan jantuang atau stroke. Polusi udara ini juga dapat meningkatkan risiko BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), kelahiran prematur, dan keguguran. Paparan polusi udara pada ibu hamil bisa meningkatkan risiko BBLR  hingga  kematian  pada  bayi. Selain  itu,  partikel  udara  yang  buruk memungkinkan   terjadinya   peradangan   dan   melemahkan plasenta janin.Kondisi inibisa   menyebabkan bayi lahir pematur dan meningkatkan keguguran.

Dari penjelasan diatas, sudah semestinya kita mulai peduli terhadap bumi tercinta kita. Semua orang memiliki peran dalam menjaga bumi ini, bukan hanya dari pihak pemerintah saja. Kita dapat melakukannya mulai dari hal-hal yang kcil seperti menghemat energi dan mengurangi penggunaan kendaraan yang menyumbang polutan.


Sumber :

Maharani, S. E., & Aryanta, I. R. (2023). Dampak Buruk Polusi Udara Bagi Kesehatan dan Cara Meminimalkan Resikonya. Jurnal Ecocentrism, 3, 47-58.

Sudaryanto, S., Prasetyawati, N. D., Sinaga, E., & Muslikah. (2022). Sosialisasi Dampak Polusi Udara Terhadap Gangguan Kesehatan Kenyaman dan Lingkungan. 1st Prosiding Midwifery Science Session, 1(1).

https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/jeco/article/view/7035

https://prosiding.gunabangsa.ac.id/index.php/mss/article/view/1

10 Replies to “Dampak Polusi Udara yang Kian Memburuk pada Kesehatan”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *