Tumbuhan mahoni, tumbuhan yang sudah tak asing di telinga kita dan sering kita jumpai di pinggiran jalanan ibukota ternyata memiliki segudang manfaat bagi kehidupan masyarakat. Kayu dari mahoni ini sering dijadikan sebagai bahan meubel dan tak jarang dijadikan bahan bangunan karena kualitasnya yang hampir sama dengan kayu jati serta memiliki nilai ekonomis yang baik.
Selain itu, bagian-bagian lain seperi kulit batang, daun mahoni juga memiliki manfaat yang tidak kalah pentingnya. Terlepas dari semua bagian tersebut, ada satu bagian yang cukup menarik perhatian bagi masyarakat sekarang, yaitu buah atau umumnya lebih dikenal sebagai biji mahoni yang mempunya rasa sangat pahit. Dibalik rasa pahitnya tersebut, biji mahoni memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia seperti antipiretik, antijamur, menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes mellitus), dan mengatasi rematik. Di dalam biji mahoni terkandung beberapa senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, dan saponin.
Kandungan alkaloid yang terkandung pada biji mahoni dapat mengubah susunan rantai DNA pada inti sel bakteri. Flavonoid, saponin, steroid dan terpenoid menyebabkan kerusakan pada dinding sel dan membran sel bakteri. Aktivitas antibakteri tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan menyebabkan kematian sel bakteri. Kandungan yang terkandung pada biji mahoni digunakan untuk mengobati penyakit diabetes. Banyak penelitian yang dilakukan kepada hewan percobaan untuk membuktikan bahwa kandungan biji mahoni tersebut dapat menurunkan kadar gula darah.
Salah satu penelitian dilakukan oleh  Laurentia Mihardja, seorang peneliti dari Center For Research and Development of Disease Control, NIHRD. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa pemberian ekstrak mahoni dosis 45 mg/ 160 g BB setelah tujuh hari menunjukkan hasil berbeda yang signifikan dalam menurunkan kadar gula darah pada hewan percobaan. Kandungan saponin yang dimiliki biji mahoni dapat menurunkan gula darah, mengendapkan protein selaput lendir usus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi usus, sehingga menghambat asupan glukosa dan laju peningkatan glukosa darah.
Sumber : borobudurherbal.com