Benarkah adanya sinyal radio yang diduga alien?

 

picsart_10-02-10-21-57

Sebuah kelompok astronom internasional mendeteksi sinyal radio yang diduga berasal dari peradaban di luar Planet Bumi. Lalu, dari mana asal sinyal radio tersebut?

Suara itu berasal dari Bintang HD 164565. Bintang itu berjarak 94 tahun cahaya yang ditemukan astronom Rusia tampaknya akan dibahas lebih serius mengenai keberadaannya. Temuan ini akan dibahas lebih jauh di pertemuan IAA SETI Permanent Committee pada 27 September 2016 nanti.

Sekelompok peneliti SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) yang dipimpin oleh N. N. Brusilov menyebut sinyal yang terpancar dari bintang tersebut tergolong kuat.

Jika sinyal tersebut berasal dari suar radio isotropik dan multiarah, Brusilov memperkirakan sinyal itu dihasilkan oleh peradaban Kardashev Tipe II. Tipe peradaban ini merupakan klasifikasi sebuah peradaban alien yang memanfaatkan hampir 100 persen potensi energi bintangnya. 

Lebih jauh Brusilov menyebut jika sinyal ini ditargetkan langsung ke tata surya, maka peradaban tersebut tergolong sebagai peradaban Kardashev Tipe I. Sebuah peradaban yang mampu mengeksploitasi hampir seluruh potensi energi dari planet yang mereka tempati.

Meski terdengar penuh harapan, tak sedikit peneliti lain yang meragukan keberadaan HD 164565. Astronom Jean Schneider asal Prancis misalnya. 

 

Ilustrasi pemancar gelombang radio
Ilustrasi pemancar gelombang radio

Menurutnya bisa saja sinyal yang tertangkap itu berasal dari gelombang radio yang menguat berkat proses mikrolensa gravitasi. Nada lebih skeptis diungkapkan Daren Lynch yang juga anggota SETI.

”Saya satu dari sekian banyak orang yang menerima email dengan subjek “Kandidat SINYAL SETI TERDEKSI oleh astronom Rusia dari bintang HD 164595 menggunakan teleskop radio RATAN-600,” katanya seperti dikutip Gizmodo.

Dia menambahkan,”karena email itu datang dari peneliti SETI, saya coba buka presentasinya. Saya tak begitu terkesan. Satu dari 39 hasil pemindaian bintang, terlihat sebuah sinyal berkekuatan 4,5 kali daya bising rata-rata dengan profil seperti sinar cahaya. Tentu saja SETI@home pernah melihat jutaan profil berkarakter seperti ini, tapi ini tak cukup untuk menjadikannya kandidat bintang.” 

“Terlebih satelit radio yang digunakan memakai alat ukur yang luas, sehingga sulit membedakan sinyal ini dengan sinyal radio sementara (suar bintang, inti galaksi aktif, sumber gelombang mikrolensa, dll). Lagipula bisa saja sinyal itu adalah gelombang dari satelit yang melewati jangkauan observasi teleskop. Secara keseluruhan, temuan SETI ini tak begitu menarik,” urainya.

Perlu diketahui bahwa sinyal ini berasal dari arah bintang HD 164595 di konstelasi Hercules. HD 164595 dianggap menarik karena menyerupai Matahari.

Umur bintang tersebut juga relatif mirip dengan Matahari yang berkisar 6,3 miliar berbanding 4,5 miliar tahun dari usia Matahari. Sedangkan dalam ukuran massa bintang ini sekitar 0,99 ukuran Matahari.

Selain itu, telah teridentifikasi pula sebuah eksoplanet yang mengorbiti HD 164565, yaitu HD 164565 b, dengan karakter menyerupai Neptunus yang penuh gas. Namun HD 164565 sama sekali tidak punya kriteria layak huni bagi manusia.

Sinyal itu sendiri terdeteksi pada 15 Mei 2015 oleh astronom Russian Academy of Sciences dalam proyek Special Astrophysical Observatory.

Biasanya para ilmuwan akan segera mempublikasi temuan seperti ini sehingga astronom lain dapat bekerja dengan teleskop mereka untuk mengecek sumber dan hasil pekerjaan mereka. 

Namun tanpa alasan yang jelas kelompok peneliti pimpinan Brusilov baru mengumumkan temuannya ini belakangan.

Untuk mencari kehidupan di semesta, astronom SETI selama ini memanfaatkan sinyal radio.

Mereka percaya gelombang radio kuat berkecepatan cahaya adalah jalan yang mungkin dipilih oleh objek di luar Bumi atau extraterresterial (ET) dalam berkomunikasi lintas bintang. 

Itulah cara mereka jika ingin menyampaikan pesan kepada peradaban nun jauh di sana sehingga mereka berasumsi cara itu akan dilakukan alien untuk mengontak manusia atau makhluk lain di semesta.


Sumber: www.cnnindonesia.com

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *