Bahan Baku Pabrik WTE dari Eceng Gondok

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang akan menjadi salah satu bahan baku pabrik pengolahan limbah untuk energi (waste to energy/WTE) di Blondo, Bawen, Kabupaten Semarang.

Abu Sarin Baha, Pimpinan “Nusa Suriama Group” Malaysia menjelaskan dalam paparan hasil studi kelayakan rencana pembangunan pabrik WTE di Blondo, Bawen, Kabupaten Semarang. Bahwa bahan baku utama pabrik WTE adalah sampah atau limbah rumah tangga, kotoran peternakan sapi, kerbau, kambing, ayam, termasuk juga eceng gondok yang ada di Danau Rawa Pening.. Hasil studi yang dilakukan menunjukkan potensi volume bahan baku pabrik WTE Blondo bisa mencapai 25 tahun.

Menurut beliau, populasi eceng gondok di Danau Rawa Pening yang berada di cekungan terendah Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran, seluas 2.700 hektare tersebut, akan menjadi salah satu bahan baku utama pabrik WTE Blondo.

Pada awalnya pabrik WTE Blondo baru akan mengolah 42,8 persen dari 350 ton sampah sebagai bahan baku. Beliau menambahkan jika pabrik WTE akan mendapatkan kelebihan eceng gondok pada tahun kedua. Yakni sebesar 350 ton yang akan diolah. Sampah yang sebelumnya dibuang ke TPA akan dijadikan bahan daur ulang, listrik, serta pupuk organik padat dan cair. Teknologi WTE yang diusung adalah sistem biogas dari Finlandia yang terkenal ramah lingkungan serta memenuhi standar internasional.

Sementara itu Bupati Mundjirin menyatakan terima kasih atas keseriusan Abu Sarin Baha, Pimpinan Nusa Suriamas Group Malaysia dan jajarannya untuk membangun pabrik WTE di Blondo, Kabupaten Semarang.

Menanggapi berbagai aturan kerjasama antara pemerintah daerah dalam hal ini BUMD dan investor asing, pihaknya akan meniru apa yang sudah dilakukan Pemkab Cilacap. Selain itu, terdapat wacana pembentukan tim sebagai jembatan untuk mempermudah langkah investor berinvestasi di Kabupaten Semarang. Mengenai hal tersebut, diharap sekretaris daerah bisa studi banding ke Cilacap.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut pejabat dari Kementerian ESDM, Kementerian LH dan Kehutanan, Bappeda Provinsi Jateng, PT Angkringan Halal Nuswantara dan instansi lainnya.

Pembangunan pabrik diberitakan berdiri pada 2019. Pabrik tersebut memproses limbah menjadi energi listrik di Blondo, Bawen. Investor asal Malaysia, yakni PT Nusa Suriamas Group yang menggandeng PT Angkringan Halal Nuswantara (AHN) Indonesia, siap mengucurkan Rp. 400 miliar untuk membuat pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 10 hektar tersebut.


Sumber : Suara Merdeka, edisi 5 April 2018

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *