3 Pabrik Petrokimia Terbesar di Indonesia

Industri petrokimia sebagai salah satu sektor hulu yang menyediakan bahan baku untuk hampir seluruh sektor hilir, seperti industri plastik, tekstil, cat, kosmetik hingga farmasi sehingga keberlanjutan dalam pembangunan industri petrokimia sangat penting bagi aktivitas ekonomi. Indonesia berpotensi menjadi pusat pertumbuhan industri petrokimia. Bahkan industri petrokimia Indonesia bisa kompetitif di tingkat ASEAN maupun Asia. Berikut 3 industri petrokimia terbesar di Indonesia :

1. Lotte Chemical Titan

PT Lotte Chemical Titan Nusantara adalah perusahaan yang memproduksi polythylene pertama dan terbesar di Indonesia. Polythylene (PE) adalah bahan polimer yang paling banyak digunakan di dunia dan sangat mudah dijumpai di kehidupan sehari-hari. Pabrik asal Korea Selatan ini akan melakukan investasi sebesar USD 3,5 miliar, pabrik ini akan diharapkan dapat mengurangi impor produk petrokimia hingga 60 persen. Proyek Lotte ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia yang tengah memprioritaskan akselerasi pertumbuhan industri petrokimia karena memenuhi kebutuhan produksi di banyak sektor hilir.

2. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk

Chandra Asri Petrochemical (CAP) adalah perusahaan petrokimia terbesar dan terintegrasi secara vertikal di Indonesia dengan fasilitas-fasilitasnya. CAP merupakan pabrik petrokimia utama yang memanfaatkan teknologi dan fasilitas pendukung canggih kelas dunia. Jantung operasi CAP adalah Lummus Naphtha Cracker yang menghasilkan Ethylene, Propylene, Mixed C4, dan Pyrolysis Gasoline (Py-Gas) berkualitas tinggi untuk Indonesia serta pasar ekspor regional. Selain pabrik Naphtha Cracker, CAP memiliki fasilitas produksi Polyethylene dan Polypropylene yang terintegrasi yang menggabungkan dua teknologi kelas dunia.

3. Siam Cement Group

SCG merupakan perusahaan asal Thailand dan teratas di ASEAN yang telah lama berdiri dan memiliki pengalaman yang luas dibidang semen dan bahan bangunan, pengemasan, dan bahan kimia. Sektor petrol-chemical atau petrokimia diakui sebagai unit bisnis terbesar yang mendominasi sumbangan pendapatan perseroan di Indonesia. Siam Cement Group (SCG), juga berencana membangun fasilitas produksi naphtha cracker senilai 600 juta dolar di Cilegon, Banten. Pabrik ini akan memproduksi polyropylenepolyethylene dan naphtha cracker dengan kapasitas ‎sebesar 1 juta ton per tahun. Keberadaan pabrik ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor kentia produk yang merupakan bahan baku industri tersebut. Selain itu, produk yang dihasilkan juga akan diekspor ke negara lain.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *